Langsung ke konten utama

Makna Sembahan Perguruan Pencak Silat "RETI ATI"

 

Sembahan Perguruan Pencak Silat "RETI ATI"
Sembahan Perguruan Pencak Silat "RETI ATI"

Makna Sembahan Perguruan Pencak Silat "RETI ATI"


Sikap Sempurna "RETI ATI"
Sikap Sempurna "RETI ATI"

1. Sikap Sempurna

Gerakan pertama dimulai dengan sikap sempurna yang bermakna Siap. Siap dalam segala hal yang terjadi dalam perjalanan kita dan menghadapinya dengan ksatria.

Membentuk Jantung Hati "RETI ATI"
Membentuk Jantung Hati "RETI ATI"

2. Tangan Merapat ke Atas Membentuk Jantung Hati

Gerakan merapatkan tangan ke atas dan membentuk jantung hati ini bermakna menyiapkan hati kita kepada Tuhan YME dan melambangkan menyembah Tuhan YME. Sebelum melakukan sesuatu hal diharapkan kita meminta pertolongan dan bimbingan oleh Tuhan YME.

 

Merapatkan Tangan "RETI ATI"
Merapatkan Tangan

3. Tangan Menutup Rapat di Depan Dada

Bermakna setelah kita mengingat dan menyembah Tuhan, harapnya kita memetrinya dalam hati agar selalu ingat darimana kita berasal.

 

Membuka Tangan "RETI ATI"
Membuka Tangan

4. Tangan Terbuka

Gerakan selanjutnya adalah tangan terbuka yang bermakna bahwa "RETI ATI" dan kita sebagai individu menerima siapapun tanpa memandang Suku, Agama, Ras, Warna, dan Golongan (terbuka untuk siapapun). Selain itu bermakna pula kita harus selalu menjaga hubungan baik dengan sesama ciptaan Tuhan YME, manusia, tumbuhan, hewan, dan seisi alam

Merapatkan Tangan "RETI ATI"
Merapatkan Tangan

5. Tangan Menutup Kembali

Bermakna harapnya kita memetri dan mengingat hubungan baik kepada sesama dalam hati agar selalu ingat untuk apa kita diciptakan oleh Tuhan YME.

Pancer Sembahan "RETI ATI"
Pancer Sembahan "RETI ATI"


6. Pancer

Pancer dengan menggunakan kuda - kuda belakang disini bermakna kita sebagai seorang pesilat diharapkan selalu siap dalam segala kondisi dimanapun kita berada.

Postingan populer dari blog ini

RM. Sunardi Suryodiprojo (03 Apr 1914 - 05 Jun 1985)

Artikel tentang RM. Sunardi (Romo Nardi atau Den mas Nardi) "BAGAIMANA MENJADI SAKTI DI JAMAN MODERN" di Berita Nasional Mingguan No: 9 Minggu ke 1, bulan Juni 1974 "Di perguruan 'Tunggal Hati', yang dipimpin oleh RM Sunardi (64 th) hanya ada 3 tingkat. Sedang 'Merpati Putih', yang dipimpin oleh Purwoto HP yang pernah menjadi murid RM Sunardi, mengenal 6 tingkat." 

Tingkatan Perguruan Pencak Silat RETI ATI

  Dalam Perguruan Pencak Silat "RETI ATI" terdapat 10 tingkatan dengan nama tingkatan dan warna strip yang berbeda - beda, diantaranya: Tingkat I (Tingkat Calon Siswa) Warna Strip: Strip 2 Hitam Tingkat II (Tingkat Siswa Muda) Warna Strip: Strip 2 Coklat Tingkat III (Tingkat Siswa Madya) Warna Strip: Strip 2 Biru Tingkat IV (Tingkat Siswa) Warna Strip: Strip 2 Hijau Tingkat V (Tingkat Calon Pembantu Pelatih) Warna Strip: Strip 2 Kuning Tingkat VI (Tingkat Pembantu Pelatih) Warna Strip: Strip 2 Perak Tingkat VII (Tingkat Kader Pelatih) Warna Strip: Strip 3 Perak Tingkat VIII (Tingkat Pendekar Muda) Warna Strip: Strip 2 Emas Tingkat IX (Tingkat Pendekar) Warna Strip: Strip 3 Emas Tingkat X (Tingkat Pendekar Besar) Warna Strip: Strip Blok Emas Catatan: Untuk tingkat ini hanya diperoleh Guru Besar Perguruan Pencak Silat "RETI ATI"

Keunikan Senjata Trisula Pencak Silat

Salah satu senjata yang digunakan dalam seni bela diri Pencak Silat ini adalah Trisula atau Cabang (Indonesia), Tekpi (Malaysia), atau dapat disebut juga Sai bagi para praktisi bela diri Jepang. Trisula atau Cabang ini diyakini berasal dari Indonesia, dengan bukti yang ditemukan pada era Kerajaan Sriwijaya. Senjata Trisula atau Cabang ini adalah senjata yang cukup unik dikarenakan memiliki 3 bilah dan terdiri dari 2 bilah pendek dan satu bilah yang lebih panjang, yang diyakini sebagai senjata yang efektif untuk melawan senjata – senjata panjang seperti pedang maupun tongkat. Senjata ini juga berhubungan erat dengan budaya dari India yang tersebar di beberapa daerah di Asia Tenggara. Senjata ini juga banyak dipakai sebagai lambang sebuah perguruan pencak silat di Indonesia, maupun lambang IPSI sebagai organisasi Pencak Silat yang menaungi berbagai perguruan pencak silat di Indonesia.  Pemajangan Senjata Trisula di Keraton Surakarta Penggunaan senjata Trisula ini pada masa